Kau hanyalah sahabat masa kecilku.
Cuma itu dalam perspektifku.
Puluhan tahun berlalu..
Sampai suatu ketika kau menemukan kontakku dari group sekolah dasar.
Aku biasa saja..ketika kau begitu antusias mengontakku secara intens.
Berulangkali kau mengucap rindu dan ingin bertemu.
Namun...dengan posisiku sebagai wanita aku ingin kukuh menjaga hijabku, secara halus aku menghindar.
Aku berhitung lebih dari 7 kali kau membujuk untuk bertemu, dan sebanyak itu pula aku berdalih.
Hingga suatu ketika kau menelponku.
Kau bilang , aku ingin mengungkapkan isi hatiku secara jujur, aku gak mau jika aku gak hidup lagi semua ini belum terungkapkan.
Engkau
mencintai aku sejak sekolah dasar, dan terus mencintai aku sampai kini.
Engkau memonitor semua tentang aku. Bahkan ketika aku sekolah di Bogor.
Menungguku...Sampai akhirnya kau kehilangan informasi tentang aku. Kau
putus asa ... barulah kau bisa mempersilahkan seorang wanita mengisi
hidupmu.
Aku tergelak, lucu mendengar penuturanmu. Demi Allah aku
sama sekali tak tahu tentang rasamu. Aku masih terlalu kecil saat SD
untuk merasa cinta... kaupun sudah tak kuingat lagi sejak lulusan SD.
Yah...sudahlah!
Simpan saja cintamu itu untuk kau kenang tentang betapa cantik, anggun,
pandai, santun dan segala yg mempesona tentang aku yang ada dalam
ingatanmu. Betapa melangitnya aku menyimak sejuta positif perspektifmu
tentang aku. Tersanjung....! Membuncah...! Tapi sudahlah...masa lalu
sudah lewat. Hanya karena kau takut mengungkapkan cintamu dimasa lampau
membuat selangit pesona, kekagumanmu ttg aku hanyalah kepedihan yg
mengiris.
Semua sudah berlalu...
Kita dalam sisi yg berbeda masa kini...
Biarlah angin yang membawanya pergi
Kusimpan kau hanya didalam mimpi.
Dan sahabat masa laluku...betapa aku terhentak...hari ini kau telah berpulang ke hadirat Allah penciptamu.
Aku pernah mengiyakan bertemu denganmu Idul Fitri tadi, namun karena pandemi ini kau tak mudik.
Aku
sadar semua ini Qadarrullah..sehingga kita akhirnya tak pernah bisa
berjumpa lagi. Aku sdh tak bisa melukiskan penampakanmu saat ini, bahkan
kenangan perjumpaan terakhir di SD dulupun aku sudah tak bisa
mengingatnya.
Hai...sahabat kecilku..
Selamat jalan ....tidurlah di sisi Allah
Aku akan mengenang keteguhan cinta yang kau simpan.
Namun tidak ingin kusimpan...
Bukan kebahagiaan yang menjadikanmu seorang yang bersyukur, tetapi kemampuanmu untuk mensyukuri-lah yang menjadikanmu pribadi yang berbahagia. Janganlah engkau hanya menunggu agar kebahagiaan datang menghampirimu. Bergeraklah, aktiflah, bergaullah, dan bekerjalah – karena di dalam keterlibatan-keterlibatan seperti itulah engkau akan menemukan kebahagiaan.
Sunday, October 25, 2020
CINTA RAHASIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment